Pada tahun 2022, Dr. Erkut Sogut dan saya mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan berbagai aspek terkait Puasa, Makanan, dan Sepak Bola. Kami berbagi wawasan mengenai Puasa Ramadan dalam konteks olahraga sepak bola yang menyatukan berbagai budaya serta dampak budaya bagi para pemain kepada audiens global.
Ketertarikan saya terhadap topik Puasa Ramadan bagi pesepak bola semakin meningkat pada tahun 2021, ketika untuk pertama kalinya dalam sejarah Liga Premier Inggris, Leicester City dan Crystal Palace sepakat untuk menghentikan pertandingan sejenak saat matahari terbenam di babak pertama guna memungkinkan Wesley Fofana dan Cheikhou Kouyate berbuka puasa.
Pelatih Leicester saat itu memberikan komentar mengenai performa Fofana, dengan menyatakan, “Ini luar biasa. Jika Anda melihat performanya di semifinal Piala FA, dia belum makan sepanjang hari namun masih bisa tampil di level setinggi itu. Saya telah bekerja dengan banyak pemain yang memiliki pengabdian kuat terhadap keyakinan mereka, dan bagi banyak dari mereka, ini justru menjadi sumber kekuatan.”
Secara umum, diharapkan bahwa para pemain akan menjadi lebih lemah saat berpuasa, namun sering kali yang terjadi justru sebaliknya. Banyak pemain Muslim top mengalami peningkatan performa. Sebagai contoh, Karim Benzema mencetak hat-trick sensasional melawan Chelsea dalam kampanye kemenangan Liga Champions Real Madrid tahun 2022, meskipun telah berpuasa sepanjang hari.
Bagaimana Ramadan Meningkatkan Performa Pesepak Bola?
Selama periode ini, para pemain lebih terhubung dengan keyakinan dan spiritualitas mereka, yang menjadi sumber kekuatan utama. Makanan fisik digantikan dengan nutrisi spiritual. Sepak bola bukan hanya soal kekuatan fisik, tetapi juga bergantung pada ketajaman mental pemain. Fokus pada komunitas, berbagi, serta peningkatan konsentrasi sering kali berkontribusi pada peningkatan performa. Namun, strategi nutrisi yang tepat tetap diperlukan untuk mempertahankan performa fisik.
Iftar dan Suhoor adalah dua waktu makan utama selama Ramadan. Mengonsumsi makanan dengan energi yang dilepaskan secara perlahan serta hidrasi yang bertahap sangat penting. Selain itu, penyesuaian jadwal latihan ke pagi hari atau malam hari juga dapat memberikan manfaat besar.
Liga Sepak Bola yang Mengakomodasi Ramadan
Pada tahun 2024, Liga A Australia memperkenalkan jeda khusus dalam pertandingan untuk memungkinkan pemain yang menjalankan ibadah puasa berbuka saat pertandingan berlangsung, mengikuti jejak Major League Soccer (MLS) di AS dan Liga Premier Inggris. Pada musim 2023, Liga Premier Inggris menghentikan total delapan pertandingan untuk memberi kesempatan kepada pemain Muslim berbuka puasa di pinggir lapangan.
Pada tahun yang sama, MLS menerapkan kebijakan serupa, yang memungkinkan jeda dalam pertandingan bagi pemain dan ofisial yang menjalankan puasa Ramadan.
Promosi Ramadan dalam Sepak Bola
Dengan semakin mendunianya sepak bola dan bertambahnya atlet dari berbagai latar belakang, kehadiran pesepak bola Muslim yang menjalankan ibadah puasa semakin meningkat. Pada tahun 2025, berbagai klub sepak bola dari berbagai liga menyambut bulan Ramadan dengan pesan-pesan khusus di media sosial, termasuk Barcelona FC, AC Milan, Bayern Munich, Chelsea, Liverpool, hingga Rangers. Klub-klub ini mengunggah pesan “Ramadan Mubarak” dalam bahasa Arab dan Inggris.
Selain klub, berbagai merek juga turut serta dalam menyampaikan pesan inklusivitas melalui kampanye produk mereka. Salah satu yang paling menonjol adalah kampanye Adidas x Ramadan 2023 yang ditujukan untuk pasar Swedia, negara dengan populasi Muslim sekitar 8% atau sekitar satu juta orang.
Adidas bekerja sama dengan atlet Muslim, termasuk mantan pemain FC Union Berlin, Aissa Laidouni, untuk meluncurkan inisiatif kesehatan selama Ramadan yang berfokus pada nutrisi dan aktivitas fisik. Kampanye ini bertujuan untuk menginspirasi dan memotivasi komunitas Muslim dalam menjaga keseimbangan kesehatan selama bulan suci. Dengan menampilkan kisah-kisah pribadi tentang sahur dan latihan malam hari, inisiatif ini menyoroti pentingnya disiplin selama berpuasa dan berolahraga, serta mendorong pertumbuhan individu dan kolektif.
Aturan FA Terkait Ramadan
Di Inggris, Muslim mencakup sekitar 6% dari populasi (~4 juta orang), dan aturan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) secara jelas menyatakan bahwa semua keyakinan dihormati.
Aturan FA B5 tentang sepak bola dan ibadah keagamaan menyebutkan bahwa:
a. Seorang peserta tidak dapat dipaksa bermain sepak bola pada kesempatan-kesempatan yang diakui secara sah sebagai bagian dari ibadah agama, kecuali:
- Peserta telah memberikan persetujuan untuk melakukannya; atau
- Terdaftar sebagai pemain dalam kontrak tertulis, yang secara otomatis dianggap sebagai persetujuan untuk bermain, kecuali diatur lain dalam kontrak tersebut.
b. Setiap tahun, ketika menyusun jadwal pertandingan, kompetisi harus menetapkan dan menginformasikan tanggal-tanggal yang telah disepakati terkait kesempatan tersebut.
Peran PFA dalam Mendukung Pemain Muslim
Asosiasi Pesepak Bola Profesional (PFA) telah menyelenggarakan lokakarya tentang pertimbangan bagi pemain Muslim selama lebih dari satu dekade. Lokakarya ini dirancang untuk membantu pelatih dan tim multidisiplin dalam mendukung pemain yang berpuasa selama Ramadan.
PFA mengunjungi klub-klub di seluruh liga sepak bola Inggris, dari League Two hingga Liga Premier, untuk memberikan dukungan bagi staf dan pemain. Salah satu klub yang mendapat manfaat dari sesi ini pada tahun 2024 adalah Brentford FC, di mana pelatih Thomas Frank secara khusus meminta lokakarya ini untuk memahami Ramadan lebih dalam dan bagaimana cara mendukung pemainnya selama bulan suci.
Acara Klub Selama Ramadan
Banyak pemain muda dalam akademi sepak bola juga menjalani puasa Ramadan. Puasa dapat dimulai sejak usia 8 tahun, namun lebih umum diterapkan pada kelompok usia 13/14 tahun ke atas.
- Februari 2025: Akademi Chelsea menyelenggarakan acara Ramadan khusus untuk ketiga kalinya, guna membangun rasa kebersamaan dan inklusivitas.
- Maret 2025: Ramadan Tent Project (RTP), sebuah organisasi amal pemenang penghargaan, menyelenggarakan iftar terbuka pertama di Kastil Windsor, dihadiri lebih dari 350 orang. RTP juga telah mengadakan acara serupa di Brighton & Hove Albion FC, Chelsea FC, dan AFC Wimbledon, dengan bintang tamu kejutan Mesut Özil.
Panduan Nutrisi Ramadan
Layla Banaras menjadi perempuan Asia Selatan pertama yang mewakili Ramadan di era sepak bola profesional bersama Birmingham City FC. Pada usia 15 tahun, ia bekerja sama dengan ahli gizi klub untuk menyusun Panduan Nutrisi Ramadan bagi atlet, membantu pesepak bola Muslim dalam menjaga performa selama bulan suci.
Layla menyatakan, “Agama dan sepak bola adalah dua bagian besar dalam hidup saya. Saat berpuasa, saya harus siap untuk keduanya. Saya berlatih dan bermain dengan intensitas tinggi, sehingga menjaga energi tanpa panduan profesional sangatlah sulit. Itulah sebabnya saya ingin menciptakan panduan ini, agar atlet Muslim dapat tetap tampil maksimal.”
Kesimpulan
Selama Ramadan, ada empat aspek utama yang perlu diperhatikan oleh pesepak bola:
- Nutrisi: Mengonsumsi makanan bergizi dalam porsi kecil dengan energi yang dilepaskan secara perlahan.
- Hidrasi: Menjaga keseimbangan elektrolit dan konsumsi air yang cukup.
- Tidur: Menyesuaikan pola tidur dengan tidur siang singkat dan lebih banyak waktu pemulihan.
- Latihan: Menyesuaikan intensitas latihan, dengan sesi berat setelah berbuka puasa.
Penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat memberikan dampak positif bagi tubuh, termasuk regenerasi sel dan peningkatan metabolisme energi. Dengan strategi yang tepat, pesepak bola dapat tetap mempertahankan performa optimal selama bulan Ramadan.